Saturday, July 10, 2010

Ayam dan Sapi

Sapi begitu populer, sedangkan sang ayam tidak sama sekali. Hal ini sangat mengherankan sang ayam.


“Orang-orang berkata begitu manis tentang kelemahlembutan dan matamu yang begitu memancarkan penderitaan. Mereka mengira kamu begitu murah hati karena tiap hari kau beri susu, tapi bagaimana denganku? Aku memberikan semua yang aku punya. Dagingku, bulu-buluku, bahkan mereka memasak Dan membuat sup dengan kakiku untuk kaldu. Tidak ada yang seperti itu. Kenapa sih kok begitu?”


Sang Sapi berkata, “Mungkin karena aku memberikannya sewaktu aku masih hidup”.


Hikmah: orang yang dalam hidupnya bermanfaat bagi orang lain akan lebih dihargai daripada seorang konglomerat yang setelah meninggal mewariskan seluruh hartanya ke dinas sosial. Bagaimana dengan kita?

Setan takkan Membiarkanmu QiyamulLail

Seseorang lupa tempat penyimpanan hartanya, kemudian ia mendatangi Abu Hanifah rahimahullah. Abu Hanifah hanya berkata “Ini bukan persoalan fiqih yang harus aku jawab. Sebaiknya engkau pergi dan kerjakan QiyamulLail hingga pagi”. Orang itu lalu mengerjakan QiyamulLail, dan sebelum seperempat malam ia teringat kembali tempat penyimpanan hartanya. Ia memeriksa dan mendapatinya. Datanglah ia kembali pada Abu Hanifah. Beliau berkata, “Aku tahu bahwa setan tak kan membiarkanmu berQiyamulLail. Celaka engkau, seharusnya teruskan QiyamulLailmu sebagai bentuk rasa syukurmu pada
Allah SWT”.

Nah lhoh...

Friday, February 6, 2009

Pasangan Hidup


Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri.


Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya hartadan kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik diantara semua istrinya. Sang pedagang selalu memberikan yang terbaik untuk istri terakhirnya ini.


Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan istrinya ini, dan selalu memperkenalkan wanita ini kepada semua temannya. Namun, ia juga selalu khawatir istrinya ini akan lari dengan pria lain.


Begitu pula dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapanpun pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan istrinya ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit.


Sama halnya dengan pasangan yang pertama. Dia adalah istri yang sangat setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dialah y ang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun pedagang ini tak begitu mempedulikannya.


Suatu hari, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia akan segera meninggal. Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati. ”Saat ini, aku punya 4 orang istri. Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri.”


Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai bertanya pada istri keempatnya.

Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang, aku akan mati, maukah kau mendampingiku dan menemaniku?”

Ia terdiam. ”Tentu saja tidak,” jawab istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi.


Jawaban itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya. Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga.

”Akupun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?”

Istrinya menjawab ”Hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika kau mati.”

Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.


Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. “Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu membantuku. Kini, aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah kau ikut dan mendampingiku?”

Sang istri menjawab pelan. ”Maafkan aku,” ujarnya, ”Aku tak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu.” Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa.


Tiba-tiba terdengan sebuah suara. ”Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut ke manapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu.” Sang pedagang lalu menoleh ke samping, dan mendapati istri pertamanya di sana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti orang yang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam. ”Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku.”


Sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini. Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya.


Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya. Sedangkan istri yang kedua, dalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.


Dan sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita. Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi. Namun, se benarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi ke manapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak. Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal belakangan.


Soichiro Honda

Di setiap jalan yang kita lintasi di kota, berbagai kendaraan selalu melintas di jalanan. Mata Anda akan melihat merek HONDA sebagai yang sangat banyak kita temui, baik pada mobil, maupun sepeda motor. Tak heran jika Honda patut disebut sebagai raja jalanan, karena jumlahnya yang selalu memadati jalan raya.

Tahukah Anda siapakah sang pendiri kerjaan merek kendaraan bermotor ini? Yap, Soichiro Honda namanya. Namun tahukah Anda bahwa sebenarnya ia selalu diliputi kegagalan saat menjalani hidupnya yang kini berubah menjadi bisnis yang mendunia ini? Ia bahkan tidak pernah lulus sarjana. Ia juga bukanlah siswa yang cemerlang. Di kelas, ia bahkan tidak pernah duduk di depan, sehingga jarang dipandang oleh guru.

Ketika merintis bisnisnya, ia berulang kali mengalami kegagalan. Ia pernah jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah, dan berbagai cobaan lainnya. Namun ia terus bermimpi. Dan tak sembarang mimpi, impian itu menjelma ketekunan dan kerja kerasnya.

”Nilaiku jelek, di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya di sekitar mesin, motor, dan sepeda,” tutur Soichiro, yang telah menutup usianya di tahun ke 84, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengidap Liver.

Kecintaannya terhadap mesin diwarisi dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang tengah. Di daerah inilah ia dilahirkan pada 17 November 1906. Kala sering bermain di bengkel, ayahnya sering memberinya kakaktua untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi dan betah berdiri berjam-jam untuk melihat mesin diesel yang menjadi motor penggerak mesin penggiling. Pribadi ini sangat unik karena tidak seperti teman-teman sebayanya yang menghabiskan waktu bermain penuh keceriaan. Ia juga pernah rela mengayuh sepeda sejauh 10 mil pada usia 8 tahun hanya karena ia ingin menyaksikan pesawat terbang.

Bersepada memang merupakan salah satu hobinya sejak kanak-kanak. Dan alhasil, saat berusia 12 tahun, Soichiro Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Sampai saat itu, di benaknya belum muncul impian menjadi pengusaha otomotif. Karena ia sadar berasal dari keluarga miskin, ditambah dari fisiknya yang lemah dan tidak tampan membuatnya selalu rendah diri.

Ketika berusia 15 tahun, Honda hijrah ke kota untuk bekerja di Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya yang teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja di sana, menambah wawasan dan pengetahuannya soal mesin. Pada usia 21 tahun, Saka Kibara mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditolaknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya makin membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanyapun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya tak jarang hingga larut malam, dan terkadang sampai sebuh. Yang menarik, walau terus kerja lembur, otaknya tetap jenius dan kreatif.

Kejeniusannya membuahkan fenomena. Pada masa itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, sehingga tidak baik untuk meredam goncangan. Honda menyadari masalah ini, dan berinisiatif membuat menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya sungguh luar biasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia.

Pada usia 30 tahun, Honda menandatangani hak patennya yang pertama. Setelah penemuan ruji itu, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya dan membuat usaha bengkel sendiri. Saat itu ia memikirkan produk yang akan dibuat di bengkelnya. Iapun memutuskuan akan membuat sebuah ring piston, yang ternyata mulai dihasilkan oleh bengkelnya pada tahun 1938. Kemudian karyanya itupun ditawarkan ke sejumlah pabrik otomotif. Namun sayang, karyanya ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring piston buatannya itu tidak lentur. Alhasil ring piston itu tidak laku. Iapun sempat jatuh sakit yang cukup seirus. Dua bulan kemudian barulah kesehatannya pulih dan kembali memimpin bengkelnya. Namun ia masih penasaran mengenai ring piston buatannya. Akhirnya ia memutuskan untuk kuliah. Setiap usai kuliah, ia langsung ke bengkel mempraktekkan pengetahuan yang baru diperolehnya. Tetapi, setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia dikeluarkan dari kampusnya karena jarang mengikuti kuliah.Honda menjelaskan pada rektornya bahwa ia kuliah bukan untuk mencari ijazah, melainkan pengetahuan tentang mesin. Penjelasan ini dianggap penghinaan. Namun, dikeluarkan dari kampus bukan akhir segalanya. Berkat kerja keras Honda dalam membuat ring piston, akhirnya desain produknya itu diterima pihak Toyota dan langsung memberikan kontrak. Peristiwa ini membuat Honda berniat mendirikan pabrik. Impiannya untuk mendirikan pabrik makin dekat.

Namun malangnya, niat itu kandas ketika Jepang yang bersiap hendak perang tidak memberikan dana kepada masyarakat. Honda tidak menyerah. Dia nekad mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Namun musibah pernah menimpanya, yaitu pabriknya terbakar ketika perang meletus. Bahkan sampai dua kali. Honda pantang menyerah. Ia mengumpulkan segenap karyawannya. Mereka Diperintahnya untuk mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, untuk digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Namun penderitaannya belum juga selesai sebatas ini. Tak disangka-sangka, gempa bumi meletus menghancurkan pabrik-pabriknya. Kahirnya ia putuskan menjual pabrik ring pistonnya ke Toyota. Setelah itu, ia mencoba beberapa usaha lain, namun semuanya gagal.

Pada tahun 1947, pasca perang di Jepang mengalami kekurangan bensin. Keadaan keuangan Jepang porak poranda saat itu. Akibatnya, Honda tidak dapat menjual mobilnya. Padahal ia ingin menjual mobil itu untuk membali makanan bagi keluarganya.

Dalam keadaan terdesak, Honda kembali bermain-main dengan sepeda pancalnya. Terlintaslah ide untuk memasang motor kecil pada sepedanya itu. Siapa sangka bahwa penemuannya saat itu merupakan cikal bakal sepeda motor. Jadilah ia memproduksi sepeda bermotor. Selanjutnya, para tetangga dan kerabatnya berbondong-bondong memesan hingga Honda kehabisan stok. Jadilah Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, pabriknya selalu berkembang, dan kesuksesan pun diraihnya. Motor dan mobil Honda kini menguasai jalan raya di dunia, termasuk di Indonesia.

S emasa hidup Honda selalu menyatakan, jangan dulu melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi mereka tidak melihat 99 persen kegagalan saya,” tuturnya. Ia memberikan petuah, ”Ketika Anda mengalami kegagalan, maka segeralah mulai kembali bermimpi. Dan mimpikanlah mimpi baru.” Jelas kisah Honda ini merupakan contoh, bahwa sukses itu bisa diraih seorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, dan hanya berasal dari keluarga miskin.


Batu Kecil

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada dibawahnya.

Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak dapat mendengarnya karena suasana bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja. Oleh karena itu, untuk berusaha menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Allah kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Seringkali Allah melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup membuat kita untuk menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Allah sering menjatuhkan ”batu kecil” kepada kita.